Senin, 06 Juli 2009
Home »
» Aktivis Bukhtar Tabuni dan Paradigma Separatisme
Aktivis Bukhtar Tabuni dan Paradigma Separatisme
Pada Jumat 3 Juli 2009 yang lalu, Bukhtar Tabuni divonis tiga tahun penjara oleh PN Jayapura. Vonis ini lebih ringan dibandingkan dengan tuntutan jaksa sepuluh tahun penjara yang mengunakan pasal ‘karet’ 106, 110, 160 KUHP. Selama penahanan dan proses pengadilan, menurut pengacaranya, Bukhtar mengalami penyiksaan dan bahkan pernah dipukul sesaat sebelum pengadilan dimulai. Kasusnya menjadi
Related Posts:
Negotiating the past and looking to the futurePublished by Inside Indonesia 98: Oct-Dec 2010Meaningful dialogue about the future of Papua requires that Indonesians and Papuans honestly address the pastHistory is one of the main sources of conflict in Papua. The Act of Fr… Read More
PAPUA DALAM JEBAKAN PARADIGMA SEPARATISMEKonflik Jakarta-Papua yang sudah berlangsung selama 47 tahun (terhitung sejak 1963) menumbuhkan dan memapankan paradigma separatisme. Paradigma ini telah menjadi kerangka dan landasan berpikir bagi kedua belah pihak. Pada pos… Read More
Konsultasi Publik dan Fondasi Dialog Papua-JakartaDi dalam tahap pra-dialog Papua-Jakarta, Tim Jaringan Damai Papua (JDP) memandang penting tiga langkah untuk membangun dan memperluas konstituensi dialog. Pertama, mendekati dan meyakinkan pemerintah pusat, terutama Presiden … Read More
Pieter Drooglever Mendukung Papua Road MapDi mata orang Papua, Pieter Drooglever pernah menjadi simbol sekaligus harapan pelurusan sejarah integrasi Papua ke dalam Indonesia. Peluncuran bukunya Een Daad van Vrije Keuze di Den Haag pada 2005 dihadiri oleh pemimpin-pem… Read More
Benny Wenda dan Seminar Pepera di OxfordPada 6 February 2010 sejarawan Belanda Pieter Drooglever meluncurkan buku tentang Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 edisi Bahasa Inggris di Oxford. Peluncuran buku itu dirayakan dengan seminar sehari bertemakan “Justice… Read More
0 komentar:
Posting Komentar