Rabu, 02 September 2009

Theo Hesegem: Sosok Pekerja HAM yang Gigih

Pada 1 September 2009 yang lalu, kawan lama dari Wamena, Theo Hesegem, yang sedang mengurus visa ke Hongkong, menemui saya. Dia selalu memanggil saya noe, yang artinya “kakak”. Pertemuan itu diisi dengan ceritera tanpa henti hingga akhirnya saya memintanya untuk menginap semalam di rumah saya di Cibinong. Kami berkenalan pertama kali di Wouma Wamena sekitar 15 tahun (1994) yang lalu di rumah

Related Posts:

  • Seminar Pemilu dan Marjinalisasi orang Papua di KaimanaPada 28 Maret 2009 yang lalu diadakan pelantikan Pengurus Majelis Muslim Papua (MMP) wilayah Kaimana. Untuk memeriahkan acara tersebut, panitia juga menyelenggarakan seminar sehari dengan tema “Pemilu dan Demokrasi di Papua”.… Read More
  • Mendorong anak muda Papua belajar di luar negeriKetika saya mengambil PhD di Universitas Leiden, saya bertemu dengan dua perempuan Papua yang sedang belajar di sana. Satu belajar sosiologi di Institute of Sosical Sciences (ISS) Den Haag dan satunya lagi belajar linguistik … Read More
  • "Nusaulan"Kenapa kau tak mengundangku saat kau buka sasimu?Bukannya kau berharap menyantap lola dan batulaga bakar bersamaku?Katakan pada angin barat Nautilus agar lebih ramah pada perahuku.Katakan pada ombak Arafuru agar menjauh dari … Read More
  • Republik Persipura "Merdeka"Pada 10 Juni 2009 Jayapura benar-benar bergairah untuk berpesta. Kostum merah hitam dengan macam-macam variasi mendominasi. Suara terompet dan klakson mobil membahana di sepanjang jalan menuju stadion Mandala. Jalan menuju Do… Read More
  • Gerakan Mahasiswa dan Pemilu di PapuaMenjelang Pemilu legislatif 9 April 2009, Tanah Papua digoyang oleh sejumlah peristiwa yang menarik perhatian media nasional. Diawali dengan penggerebekan kantor Dewan Adat Papua (DAP) di Jayapura pada 3 April 2009. Setelah i… Read More

0 komentar:

Posting Komentar